…..Ciiitttt…..gedubrak….jeduk…
Weeeh, ini kali ke-3 aku jatuh dan kejedot kaca di angkot yang sama perjalanan pulang kantor, gara-gara sopirnya hoby ngerem mendadak. Kebayang deh, ngerem mendadak itu pasti kebiasaan dari dulu saat jadi ojek setia buat pacarnya, gaya norak yang jadi andalan para laki-laki jaman sakmono, yang kebawa sampe sekarang pas profesinya sudah jadi sopir angkot.
Untunglah ga sampe benjol kepalaku, cuman lenganku biru lebam gara-gara kepentok kursi.
Salahku juga sih, punya hoby ‘molor pules’ di angkot. Habis, semriwing-semriwing gimana gituuuhhh….jadinya ya sering juga kejedot or jatuh di angkot.
***
Tak lama berselang, naiklah seorang anak 4 thn bersama ibunya. Kedatangan mereka membuatku tak bisa tidur lagi. Kalian juga akan sepertiku, otomatis memikirkan keselamatan mereka saat mereka akan duduk, sementara sopir tak peduli sudah melajukan mobil dengan kencang , mak gedhundhug pula.
Anak itu duduk di depanku setelah dengan sigap kutangkap tanggannya saat dia terhuyung hampir jatuh, sementara badan sang ibu menabrakku 🙂
Yang bikin kaget, sang ibu tiba-tiba ‘menonyo’ (apa sih bahasa Indonesianya?) dahi anaknya…sambil berkata ‘huuuuuu’ dengan volume yang memekakkan telingaku dan tatapan mata garang pada anaknya.
Sang anak malah senyum-senyum….terlihat berusaha keras berdamai dengan ibunya. Memasang raut polos lucu, ‘menjawil-jawil’ tangan ibunya, mengelus telapak tangan ibunya, lalu bilang “aku ga boleh tidur kan bu? Ibu jangan marah dong, senyum dong bu…aku akan aman kok, tak akan jatuh, percayalah padaku. Lihat bu, itu ada burung lucu…terbang…., burungnya habis minum, terus itu ada bebek bu…kwek kwek kwek…bebeknya berenang…ayo bu senyumlah, jangan cemberut saja”
Sang ibu-pun tersenyum…, lalu bilang , sekali lagi dengan amat sangat kenceng volumenya kwek…kwek…kwek…kwek… lalu memeluk anaknya kencang sambil menawarkan minum yang dibawanya dalam plastik. Mereka tertawa terbahak-bahak. Kulihat mereka bercakap banyak hal, yang kadang tak kumengerti. Lalu kembali tertawa terbahak-bahak dengan sama kencang.
Sepanjang jalan mereka bermain tebak-tebakan, seperti yang biasa dilakukan oleh anak-anakku saat kami pulang bersama. Mereka juga sibuk menghitung jumlah orang ber-helm merah yang mereka temukan.
Haru melihat adegan sederhana itu. Yang kuceritakan soal pembicaraan mereka itu hanya rekaanku semata, karena semua yang kulihat itu mereka lakukan ‘menggunakan bahasa isyarat’
***
Senangnya melihat mereka bercanda dan berkomunikasi …tanpa ada halangan diantara keduanya. Banyak orang tua yang sulit bisa berkomunikasi seperti itu…bersyukurlah
Trims ya…
Wakakakaaaa….. molor di angkot… bahaya tuh mba
bisa-bisa bangun barang-barang udah hilang…
lah ora nggawa apa2 kok….
denger senen, langsung mbayangin pasar loaknya itu loh mbak dev… waakakaka
bagian mana kejedod mbak e, lebih parah dari perjalanan ke simalem ya..?? 😀
Meski bahasa isyarat mereka bisa menikmati kegembiraan dan keakraban
salam kangen mbak e
Iya mbak lely…..mustinya saya yang ga perlu pake bahasa isyarat dapat lbh memanfaatkan kebersamaan dengan baik….hiks….
kurang lebih sama mbak dgn perjalanan ke simalem, bedanya ini jalannya lurus dan mulus 🙂
Memang mengharukan, tapi aku gak suka bagian menonyonya itu lho. Mesake to? ato itu bagian dari komunikasi mereka?
*Lain kali pake helm to, Jeng 😆 *
Koyone saking khawatire lo yu, soale anake kon cekelan ora gelem…
Daku kok nangkepnya si ibu itu tuli ya? Maaf jika daku salah.
Salam
Iya mas bener….mereka bisu tuli sepertinya….atau bisa jadi tuli doang…..
Hiks… mengharukan. Mgkn hanya itu yg bisa mereka lakukan dalam berkomunikasi. Tapi nampaknya walau komunikasinya terbatas, mereka tetap dalam kasih sayang.
Salam
ekspresi mereka itu lo mas…gembira banget pas duluan nemuin orang berhelm merah….
hiks…pokoknya terharu banget deh….
menonyo? toyor gt ya mbak? wkakakakakak….
jadi hikmahnya apa nih mbak?
*maklum belum punya anak ya begini, ndak peka! (–,–)
hikmahnya : musti banyak bersyukur …dan hrs bisa memanfaatkan kesempatan bersama anak dengan sebaik-baiknya 🙂
‘menggunakan bahasa isyarat’
Saya terdiam lama Bu …
Ini postingan bagus bu …
Singkat …
tapi kaya makna …
Salam saya
terimakasih om…
bhasa isyarat yang mereka nikmati, membuat kita merenung ya Devi
sudahkah kita cukup bersukur 😦
salam
Iya bun……
sungguh saya bersyukur diberi kesempatan menyaksikan adegan itu 🙂
boleh saya tebak..

angkotnya M01 atau M35 kali ya,..
jurusan senen-melayu
nyang suka ngebut-ngerem mendadak
iya betul banget hahaha….01 A tepatnya, kalo 35, saya malah pernah dikira pingsan gara2 pules tidurnya 🙂